Jakarta Apa dua kesamaan dari karakter yang diperankan Park Sung Hoon dalam drakor The Glory dan Queen of Tears? Pertama, Jeon Jae Jun dan Yoon Eun Sang sama-sama antagonis. Kecuali itu, keduanya ditunjukkan sebagai kalangan kelas atas yang acap kali tampil necis.
Walhasil, dalam dua drakor ini Park Sung Hoon acap kali tampil kinclong, dengan setelan jas atau baju dari desainer ternama. Saking cocoknya, mulai bergulir kabar bahwa di kehidupan autentik, pria 39 tahun ini berasal dari kalangan chaebol—sebutan untuk keluarga konglomerat di Korea.
Sebaliknya, Park Sung Hoon aslinya ternyata berasal dari kalangan elit—alias ekonomi susah.
Hal ini dia akui sendiri ketika tampil menjadi bintang tamu dalam acara bincang-bincang yang dibawakan Yoo Jae Suk, You Quiz on The Block yang tayang Rabu (1/5/2024) kemarin.
“Saya tak punya uang ketika SMA. Saya ingin makan hamburger namun enggak punya uang untuk membelinya. Jadi aku nongkrong di tangga menunggu sahabat-temanku selesai makan,” kata dia, diberitakan dari KBIZoom.
Ia malah sempat meneteskan air mata ketika menyebutkan kesulitan masa lalunya.
“Selama sekitar tujuh tahun, aku hidup di kamar semi-rubanah, seperti dalam film Parasite,” dia melanjutkan.
Mimpi Park Sung Hoon Jadi Pria
Dalam situasi seperti itu, Park Sung Hoon muda punya mimpi fishkinggrill.com besar dalam sanubarinya: dia ingin menjadi seorang artis film pria. Ini ialah jalur yang berbeda dari member keluarganya yang lain, yang kebanyakan ialah alumni sekolah tata tertib atau medis.
Tetapi upaya meraih mimpi ini malah curam dan berkelok.
“Saya ialah siswa paling buruk dalam kelas akting, jadi aku menunjang diriku karena ingin berhasil. Kecuali itu, karena aku benar-benar butuh uang untuk biaya hidup, aku terus tampil di panggung teater universitas,” dia melanjutkan, diberitakan dari Korean Vibe.
Park Sung Hoon Gugup Dikala Tampil
Park Sung Hoon mengaku dia dulunya demikian itu gugup tampil di hadapan orang.
“Ada kalanya sahabat-temanku mengakak ketika aku mengucap kalimat pertamaku di panggung. Meskipun aku merasa susah untuk berdiri di depan orang-orang, aku merasa gembira bisa menonjolkan sisi yang berbeda ketika aku menjadi karakterku, dan mempunyai kepercayaan pada mimpiku,” ujarnya.