Time: Mon to Sat-09:30 AM to 05:00 PM

Email: office@danagroup.in

Call:04913552974,7902882108

94 Kejadian Petaka Banjir Akibatkan Kerusakan Struktural Infrastruktur Publik di Jabar

Sebanyak 94 kejadian petaka banjir yang terjadi semenjak Januari-Mei 2024 berpengaruh kerusakan struktural infrastruktur publik di di 25 kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Berdasarkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Ika Mardiah, jumlah petaka banjir dikala terjadi hujan dengan intensitas tinggi itu menurut data yang dihimpun bidang statistik.

Kabupaten dan kota dengan kejadian banjir terbanyak ialah Kabupaten Bandung dengan 10 kejadian, Kabupaten Bogor 9 kejadian, Kabupaten Sukabumi 8 kejadian, Kota Sukabumi 7 kejadian, lalu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka 5 kejadian,\\” sebut Ika pada acara Statistika Webinar Series #3 Tahun 2024 dengan tema \\’Mengetahui Lebih Dekat Mitigasi Bancana di Jawa Barat\\’, Kota Bandung, Kamis, 2 April 2024.

Ika mengatakan kerusakan imbas banjir di Provinsi Jabar terjadi pada infrastruktur publik, seperti jalan, jembatan, metode drainase serta kerusakan pada tanaman, perabot luar ruangan, atau bahkan kendaraan yang terendam.

\\”Banjir menyebabkan kerusakan struktural pada 21 kabupaten kota di Jabar. Terdapat empat tempat yang mengalami kejadian banjir tanpa mengalami kerusakan struktural, merupakan Kabupaten Subang, Indramayu, Tasikmalaya, dan Kota Bogor,” tutur Ika.

Ika menambahkan kerusakan imbas banjir sebanyak 70 rumah rusak ringan, 15 rumah rusak sedang, dan 141 rumah rusak berat. Kemudian 137.153 jiwa terdampak, 4 jiwa meninggal dunia, 33 bangunan lainnya dan 60 fasilitas lazim terdampak.

Sementara untuk cuaca ekstrem, terang Ika, terjadi 202 momen yang tercatat di Jabar semenjak permulaan tahun sampai 1 Mei, yang dialami 23 kabupaten dan kota.

\\”Tempat yang mengalami momen cuaca ekstrem terbanyak ialah Kabupaten spaceman Bogor dengan 69 kejadian, Kabupaten Sukabumi 21 kejadian, dan Kota Bogor 20 kejadian,\\” sebut Ika.

Kemudian Kabupaten Ciamis 15 kejadian, Kabupaten Bandung 12 kejadian, dan Kabupaten Bandung Barat serta Kabupaten Kuningan 10 kejadian.

Ika memaparkan bahwa cuaca ekstrem menyebabkan kerusakan struktural pada 22 kabupaten dan kota. Kabupaten Cianjur yaitu kawasan di Jabar yang mengalami cuaca ekstrem namun tak terjadi kerusakan struktural.

\\”Terdapat empat tempat tak mengalami cuaca ekstrem, merupakan Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi,\\” ucap Ika.

Akibat Cuaca Ekstrem
Berdasarakan data, kerusakan imbas cuaca ekstrem sebanyak 995 rumah rusak ringan, 557 rumah rusak sedang, dan 352 rumah rusak berat.

Kecuali itu, 6.015 jiwa terdampak, 5 jiwa meninggal, 20 sarana pengajaran terdampak, 55 bangunan lainnya dan 54 fasilitas lazim terdampak.

Penyebab banjir ada yang disebabkan oleh alam ataupun manusia. Dari elemen alam antara lain sebab curah hujan lebat bisa menyebabkan air sungai, danau, atau saluran drainase meluap yang memicu banjir.

Padahal sumber dan penyebab banjir sebab elemen manusia, di antaranya pembangunan perkotaan yang tak terprogram yang bisa mengurangi kecakapan tanah untuk mengabsorpsi air hujan, juga pembangunan infrastruktur yang buruk, saluran drainase yang rusak atau tak memadai yang dapat menyebabkan genangan air, terlebih ketika hujan deras.

\\”Salah satu elemen yang memberi pengaruh iklim di Jabar, ialah anomali permukaan laut di Pasifik yang menjadi penyebab terjadinya El Nino dan La Nina,\\” ucap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jabar Rachmat Prasetya.

Sementara itu Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Profesi Lazim dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti mengungkapkan bahwa petaka banjir yang terjadi imbas intensitas curah hujan tinggi bisa membawa limbah dan kotoran sehingga perlu pengelolaan dan penanganan air limbah dengan bagus.

\\”Sebab beberapa air yang ada di sungai sebagai bahan baku untuk kita konsumsi untuk air minum,\\” kata Diana.

Analis Kebencanaan Muda Badan Penanggulangan Petaka Tempat (BPBD) Jabar Edwin Zulkarnain mengimbau masyarakat konsisten waspada kemungkinan terjadinya petaka hidrometeorologis bagus banjir, tanah longsor ataupun kekeringan.

\\”Dari 14 ancaman petaka yang terjadi di Jabar, hidrometeorologis yaitu yang terbesar mengakibatkan petaka di beberapa besar kawasan Jawa Barat,\\” sebut Edwin.

Data Petaka Alam Januari-2 Mei 2024
Dicuplik dari web Badan Penunggalangan Petaka Tempat (BPBD) Jabar, jumlah kejadian petaka jangka waktu 1 Januari-2 Mei 2024 menempuh 494 momen.

Rinciannya ialah 202 momen cuaca ekstrem, 189 momen tanah longsor atau gerakan tanah, 94 momen banjir, dan 9 peristwa imbas gempa bumi.

Pengaruh kejadian petaka alam hal yang demikian sebanyak 148.535 orang terdampak dan 31 orang diantaranya meninggal dunia.

Padahal 4.216 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 2.427 rumah rusak ringan, 1.039 rusak sedang dan 750 rusak berat. Sementara itu dilaporkan pula 36.160 rumah tertimbun tanag longsor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *