Time: Mon to Sat-09:30 AM to 05:00 PM

Email: office@danagroup.in

Call:04913552974,7902882108

Terapi Gangguan Depresi Mayor dan Komplikasinya, Ini 6 Metode Mudah Mencegahnya

Gangguan depresi mayor yakni keadaan serius yang memberi pengaruh kesehatan mental seseorang. Depresi mayor ditandai dengan perasaan sedih yang persisten, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, serta gangguan tidur dan nafsu makan.

Oleh sebab itu, terapi yakni langkah penting dalam menuntaskan gangguan ini. Salah satu terapi gangguan depresi mayor yang biasa diaplikasikan yakni terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku (CBT). Terapi CBT membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengubah pemikiran negatif, serta perilaku yang tidak sehat.

Terapi gangguan depresi mayor ini juga dapat membantu individu, untuk mengembangkan taktik menuntaskan stres dan meningkatkan keterampilan penyesuaian diri. Kecuali terapi psikologis, pengobatan farmakologi juga acap kali diaplikasikan dalam mengobati gangguan depresi mayor. Obat-obatan antidepresan dapat membantu mengurangi gejala, serta meningkatkan suasana hati.

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan hal yang demikian, sebab tiap-tiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap pengobatan. Berikut ini terapi gangguan depresi mayor yang rangkum dari berjenis-jenis sumber, Rabu (8/5/2024).

Gangguan Depresi Mayor dan Penanganannya

Gangguan Depresi Mayor (GDM) yakni keadaan yang tidak asing lagi, dan seringkali dialami oleh individu di sekitar kita. Ini yakni salah satu wujud depresi yang paling biasa didiagnosis oleh para profesional medis.

Pada awalnya, GDM ditandai dengan gejala-gejala seperti perasaan sedih, putus asa, dan kesepian yang berlangsung lebih dari dua pekan. Gejala-gejala ini serius dan https://www.bluefinsushithaialameda.com/ berpengaruh signifikan pada mutu hidup penderitanya.

Depresi ini tidak cuma memengaruhi perasaan seseorang, tetapi juga pola pikir dan perilaku mereka, yang kemudian dapat berpengaruh negatif pada kesehatan jasmaniah dan mental secara keseluruhan. Ini dapat menyebabkan hilangnya minat pada aktivitas sehari-hari atau hobi yang sebelumnya dinikmati.

Ada beberapa pendekatan pengobatan untuk GDM. Ini termasuk psikoterapi, pengaplikasian obat antidepresan, terapi elektrokonvulsif (ECT), dan berjenis-jenis terapi gangguan depresi mayor lainnya.

Berikut ini beberapa penanganan dan terapi gangguan depresi mayor sebagai berikut:

Obat-Obatan
Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI) yakni macam antidepresan ini acap kali diresepkan. Mereka berprofesi dengan meningkatkan jumlah serotonin, sejenis neurotransmitter di otak yang berperan dalam suasana hati. SSRI seperti fluoxetine (Prozac) dan citalopram (Celexa) telah terbukti tepat sasaran, dalam meredakan gejala GDM dengan efek samping yang relatif rendah.
Beberapa obat antidepresan lainnya, seperti antidepresan trisiklik dan obat-obatan atipikal seperti bupropion (Wellbutrin), juga dapat diaplikasikan seandainya obat lain tidak tepat sasaran. Namun, mereka dapat mempunyai efek samping seperti penambahan berat badan dan kantuk, yang wajib dipertimbangkan dengan jitu.
Psikoterapi
Psikoterapi juga dikenal sebagai terapi bicara, yakni metode lain yang tepat sasaran untuk mengobati GDM. Ini melibatkan pertemuan teratur dengan seorang terapis, untuk membahas keadaan dan problem yang terkait.

Terapi gangguan depresi mayor ini membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan stres, mengkoreksi pola pikir negatif, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan merasa lebih berharga serta mempunyai kendali dalam hidup mereka. Terapi psikologis lainnya seperti terapi perilaku kognitif atau terapi interpersonal juga dapat dianjurkan, tergantung pada keperluan individu.

Terapi Stimulan Otak
Sedangkan bukan metode utama, terapi rangsang otak seperti terapi elektrokonvulsif (ECT) atau rangsang magnetik transkranial repetitif (rTMS) dapat dipertimbangkan, seandainya pendekatan lain tidak sukses. Ini yakni opsi terapi yang lebih invasif dan lazimnya dianjurkan, setelah pendekatan lainnya gagal.

Kecuali itu, perubahan gaya hidup seperti lebih banyak berkegiatan jasmaniah dan dukungan sosial dari keluarga, juga dapat membantu dalam proses penyembuhan. Sedangkan penelitian seputar kekerabatan antara olahraga dan perbaikan gejala depresi masih dalam tahap penelitian, olahraga konsisten mempunyai manfaat positif bagi kesehatan mental secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *