Time: Mon to Sat-09:30 AM to 05:00 PM

Email: office@danagroup.in

Call:04913552974,7902882108

Rekomendasi Kota-kota Ternyaman di Dunia untuk Menempuh Pendidikan

Rekomendasi Kota-kota Ternyaman di Dunia untuk Menempuh Pendidikan

Mungkin kamu memiliki mimpi ada di sebuah kota paling nyaman di dunia sekalian tempuh pendidikan. Hal tersebut dapat direalisasikan karena ada kota-kota di Eropa dikenali kenyamanannya karena memiliki sarana komplet dan gampang dan kurang akan kejahatan.

Economist Intelligence Unit (EIU) dan Global Liveability Indeks 2022 sudah melaunching rangking tahunan 173 kota paling layak tinggal di dunia.

Rangking itu dipandang berdasar berbagai faktor, termasuk perawatan kesehatan, tingkat kejahatan, kestabilan politik, infrastruktur, dan akses ke ruangan hijau.

Keseluruhannya, Eropa memimpin daftar rangking dengan 5 negara yang sebagai wakil di 10 besar. Rangking pertama sebagai kota paling layak tinggal di dunia ialah Wina, Austria.

Urutan ke-2 dan ke-3 jadi milik Kopenhagen, Denmark dan Zurich, Swiss. Di dalam 10 besar, Swiss jadi salah satu negara yang sebagai wakil dua kotanya. Selainnya Zurich, ada kota Jenewa, Swiss pada posisi ke enam.

Walaupun Eropa memimpin di tahun 2022, tetapi ada dua kota besar yang lenyap dari rangking tahun kemarin yaitu London dan Paris.

Kenaikan ongkos hidup pada dua kota itu berperanan dalam turunnya rangking mereka dalam perincian Global Liveability Indeks 2022.

Sementara rangking pertama tahun kemarin yaitu Auckland, Selandia Baru malah alami terjun rangking sampai keluar 10 besar. Bahkan juga Auckland cuma tempati posisi ke-34 di tahun 2022 ini.

Nach berikut 10 kota ternyaman di dunia yang pas jadi opsi untuk tempuh pendidikan:

Wina, Austria
Kopenhagen, Denmark
Zurich, Swiss
Calgary, Kanada
Vancouver, Kanada
Jenewa, Swiss
Frankfurt, Jerman
Toronto, Kanada
Amsterdam, Belanda
Osaka, Jepang

Siapa kira bila tingkat pendidikan dan demensia berkaitan keduanya? Studi terbaru temukan, pendidikan tinggi bisa turunkan dampak negatif demensia. Ini diketemukan dalam studi replikasi di Jepang. Jepang adalah negara dengan populasi paling tua di dunia.

Pada 2021, sekitaran 29,2 % atau 36 juta orang dari keseluruhan populasi Jepang berumur di atas 65 tahun. Diprediksi, 3,lima juta salah satunya alami demensia.

Studi yang dipublikasi di jurnal The Lancet ini, beberapa periset memakai mode replikasi micro buat memprediksikan tingkat demensia antara populasi lanjut usia di tahun 2043.

Salah satunya hasilnya adalah tipe kelamin, umur, dan tingkat pendidikan berperan mempengaruhi dampak negatif demensia.

Mereka temukan, tahun 2043 kedepan, sekitaran 28,7 % wanita berumur di atas 75 tahun yang tidak mendapatkan pendidikan sekolah menengah akan alami demensia sampai membutuhkan perawatan yang kompleks.

Dalam pada itu, cuma 6,5 % wanita berumur 75 tahun ke atas dengan pendidikan tingkatan perguruan tinggi yang diprediksi alami masalah kognitif enteng.

Hideki Hashimoto, profesor dari Departemen Kesehatan dan Sikap Sosial di Tokyo University, yang terturut riset itu menjelaskan, perolehan pendidikan mungkin menjadi aspek khusus saat tentukan dampak negatif demensia.

Dia menulis, lebih dari 60 % pria bisa menjadi lulusan perguruan tinggi pada 2035 kedepan. Sementara, di tahun 2016, cuma 43 % pria berumur 55-64 tahun yang berpendidikan tinggi.

“Peralihan background pendidikan kemungkinan adalah kontribusi khusus,” kata Hashimoto, dikutip Medical News Today.

Selainnya dampak tingkat pendidikan, periset temukan ada kenaikan keinginan hidup. Keinginan hidup diketemukan bertambah dari 23,tujuh kunjungi tahun di tahun 2016 jadi 24,sembilan tahun pada 2043 sesudah wanita berumur 65 tahun. Sementara pada pria, angka keinginan hidup bertambah dari 18,tujuh tahun jadi 19,sembilan tahun di masa yang masih sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *